RUKUN IMAN
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله المنفرد بالإيجاد. والصلاة والسلام على سيدنا محمد أفضل العباد. وعلى آله وأصحابه أولى البهجة و الرشاد. وبعد
الحمد لله المنفرد بالإيجاد. والصلاة والسلام على سيدنا محمد أفضل العباد. وعلى آله وأصحابه أولى البهجة و الرشاد. وبعد
Rukun Iman telah terangkum dalam
jawaban Rasulullah dalam sebuah hadist ketika ditanyakan oleh malaikat Jibril:
فأخبرني عن الإيمان قال أن تؤمن بالله وملائكته
وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره
Maka khabarkan padaku tentang iman,
Rasulullah berkata: bahwa kamu beriman kepada Allah dan malaikatNya, segala
kitabNya, dan RasulNya dan hari akhirat serta kamu beriman dengan qadar baik
dan buruk.(H.R. Imam Muslim)
Pengertian
iman secara harfiah adalah tasdiq(membenarkan). Sedangkan makna iman
pada istilah syara` adalah tashdiq bil qalbi/membenarkan dengan
hati seluruh hal yang diketahui berasal dari agama yang dibawa oleh Rasulullah
SAW.
1.
Beriman kepada Allah.
Seseorang
untuk menjadi mukmin terlebih dulu mengenal Allah SWT sebagai tuhan yang ia
sembah dengan cara mengenal sifat yang wajib, sifat mustahil dan sifat yang
jaiz terhadap Allah SWT.
Para
ulama’ Ahl al-Sunnah Wa al-Jama`ah sebenarnya tidak membataskan sifat-sifat
kesempurnaan Allah hanya kepada 20 sifat saja. Bahkan setiap sifat kesempurnaan
yang layak bagi keagungan Allah, sudah pasti Allah wajib memiliki sekian sifat tersebut, sehingga sifat-sifat kamalat (kesempurnaan
dan keagungan) Allah itu sebenarnya tidak terbatas pada sembilan puluh sembilan
saja.
1. Sifat yang wajib ada 20
1.
Wujud artinya ada Allah
lawannya Allat tiada mustahil Allah `adam (tiada)
2.
Qidam artinya tiada
permulaan mustahi
3.
Baqa` artinya tiada
penghabisan
4.
Mukalafah lil hawadis
artinya Allah tidak sama dengan makhluk
5.
Qiyam bin nafsih artinya
berdiri dengan sendirinya
6.
Wahdaniyah artinya esa (satu, tidak banyak) Allah ta`ala pada
zatNya,sifatNya serta perbuatanNya.
7.
Qudrah artinya Allah maha
kuasa.
8.
Iradah artinya Allah
berkehendak
9.
Ilmu artinya Allah maha
mengetahui
10. Hayah artinya Allah hidup
11. Sama` artinya Allah maha mendengar
12. Bashar artinya Allah maha melihat
13. Kalam artinya Allah berkata-kata
14. Kaunuhu Qadiran artinya keadaan Allah yang maha kuasa
15. Kaunuhu Muridan artinya keadaan Allah yang maha berkehendak
16. Kaunuhu `aliman artinya keadaan Allah yang maha mengetahui.
17. Kaunuhu Hayyan artinya keadaan Allah yang hidup.
18. Kaunuhu Sami`an artinya keadaan Allah mendengar
19. Kaunuhu Bashiran artinya keadaan Allah yang melihat
20. Kaunuhu Mutakalliman artinya keadaan Allah yang berkata-kata.
2. Sifat Mustahil ada 20
1. `adam (tiada)
2. Hudus (baharu)
3. Fana (ada penghabisan)
4. Mumasilaton lil hawadisi (Serupa dengan Mahkluk)
5. Ihtaju ila mahal au muhdis (perlu kepada tempat dan pencipta)
6. Ta`addod (berbilang-bilang atau banyak)
7. `ajzu (lemah)
8. Ikrah (terpaksa)
9. Jahel (bodoh)
10. Mautu (mati)
11. Shammu (tuli)
12. `ammu (buta)
13. Bukam (bisu)
14. Kaunuhu `ajizan (keadaan Allah yang lemah)
15. Kaunuhu mukrahan (Keadaan Allah yang dipaksakan)
16. Kaunuhu jahilan (Keadaan Allah Yang Bodoh)
17. Kaunuhu mayitan (keadaan Allah yang manyit)
18. Kaunuhu ashammu (keadaan Allah yang tuli)
19. Kaunuhu a`ma (keadaan Allah yang buta)
20. Kaunuhu abkamon (keadaan Allah yang bisu)
3.
Sifat yang jaiz
Boleh pada hak Allah SWT
mengerjakan dan meninggalkan apa yang dikehendaknya.
2.
Beriman kepada malaikat
Bagi umat
muslim juga berkewajiban mengimani para malaikat secara mujmal(umum),
pengertian beriman kepada para malaikat yaitu meyakini bahwa Allah telah
menciptakan para malaikat yang tidak bersifat dengan laki-laki dan perempuan,
tidak makan dan minum, tidak tidur, tidak menikah dan mereka merupakan makhluk
yang mulia.
Firman Allah dalam surat at-Tahrim ayat 6 :
لَا يَعْصُونَ
اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.
Tentang berapa
jumlah para malaikat yang pasti maka hanya Allahlah yang mengetauinya. Diantara
banyaknya malaikat, yang wajib kita ketahui hanyalah 10 para malaikat yaitu:
1.
Jibril yang bertugas
menyampaikan wahyu
2.
Mikail yang bertugas mengurusi
rizki makhluk.
3.
Israfil yang bertugas meniup
sangkakala.
4.
Izrail yang bertugas mencabut
nyawa
5.
Munkar dan
6.
Nakir , keduanya bertugas
menanyakan mayat dalam kubur.
7.
Raqib dan
8.
Atid, keduanya bertugas
mencatat amal manusia
9.
Malik Zabaniyah yang bertugas
menjaga neraka
10. Ridwan yang bertugas menjaga surga.
3.
Beriman kepada kitab-kitabNya.
Beriman
kepada kitab artinya meyakini bahwa segala kitab yang Allah turunkan merupakan
kalam Allah yang azaly dan qadim yang berada pada zatNya dan
tidak bersuara. Selain itu juga meyakini bahwa seluruh isi kandungan kitab
tersebut adalah benar serta meyakini ada terjadi nasakh pada sebagian kitab
Allah.
Jumlah kitab
yang Allah tutunkan adalah 4 kitab; al-Quran bagi Nabi Muhammad SAW, kitab
Injil bagi Nabi Isa as, kitab Taurat bagi Nabi Musa as, dan Zabur bagi Nabi
Dawud as. Selain itu Allah juga menurunkan beberapa shuhuf sebanyak 100 shuhuf,
50 diantaranya untuk Nabi Syist, 30 untuk Nabi Idris as, 10 untuk Nabi Ibrahim
as, dan 10 untuk Nabi Adam as.
4.
Beriman kepada segala
RasulNya.
Dalam hal beriman kepada RasulNya yang wajib
diketahui adalah nama para Nabi secara rinci hanya 25 orang sedangkan
selebihnya hanya wajib diimani secara global/mujmal, yaitu meyakini bahwa Allah
telah mengutus beberapa Rasul dan Nabi yang lain dan tidak wajib untuk
mengetahui nama-nama mereka dan berapa jumlah mereka yang pasti. Jumlah para
para Nabi menurut satu riwayat adalah 124.000 para Nabi. Sedangkan Rasul
berjumlah 313 Rasul. Nama-mana Nabi yang 25 yang wajib diketahui tersebut
yaitu:
1. Adam as
2. Idris as
3. Nuh as
4. Hud as
5. Shaleh as
6. Ibrahim as
7. Luth as
8. Ismail as
9. Ishak as
10. Ya`qub
11. Yusuf As
12. Ayub as
13. Syu`ib as
14. Musa As
15. Harun as
16. Zulkifli as
17. Daud as
18. Sulaiman as
19. Ilyas as
20. Ilyasa` as
21. Yunus As
22. Zakaria as
23. Yahya as
24. Isa as
25. Muhammad SAW
Diantara 25
Nabi tersebut ada 5 orang yang bergelar “Ulul `Azmi” mereka adalah:
1. Nabi Muhammad SAW
2. Nabi Ibrahim AS
3. Nabi Musa As
4. Nabi Isa As
5. Nabi Nuh As
Mengenai Nabi Muhammad ada beberapa hal yang wajib
diyakini yaitu:
1. Nabi Muhammad adalah penutup segala Nabi.
2. Risalah Nabi meliputi semua masa dan daerah dan semua manusia dan jin;
Sabda Rasulullah SAW:
بعثت الى الناس كافة
“saya diutus kepada semua manusia”.(H.R.Imam Bukhary)
3. Nabi Muhammad adalah penutup dari semua Nabi dan Rasul. Firman Allah
surat Saba ayat 28 :
وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا
Dan Kami tidak
mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita
gembira dan sebagai pemberi peringatan
4. Nabi Muhammad adalah Nabi yang diutus menjadi rahmat bagi sekalian alam,
baik kaum muslim maupun kaum kafir. Firman Allah surat al-Anbiya ayat 107 :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dan tiadalah Kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
5. Nabi Muhammad adalah makhluk paling mulia diantara semua manusia,
malaikat dan jin.
Selanjutnya urutan makhluk yang paling mulia setelah
Rasulullah adalah:
1. Nabi Ibrahim
2. Nabi Musa
3. Nabi Isa
4. Nabi Nuh
5. Semua para Rasul yang lain
6. Para Nabi yang bukan Rasul
7. Para pemimpin malaikat yaitu: Jibril, Mikail, Israfil, dan Malaikat
maut.
8. Khulafaur Rasyidin yaitu Saidina Abu Bakar Shiddiq, Saidina Umar,
Saidina Utsman dan Saidina Ali.
9. Para malaikat yang lain
10. Ketinggalan dari 10 shahabat yang telah dijanjikan masuk surga yaitu
:Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdur Rahman bin Auf, Sa`adbin Abi
Waqash, Sa`id bin Zaid, dan Abu Ubadah Amir bin Jarrah.
11. Para shahabat yang mengikuti perang Badar yang berjumlah 313 orang.
12. Para shahabat yang mengikuti perang Uhud yang berjumlah ± 1.000 orang.
13. Para shahabat yang ikut bai`atur ridwan yang berjumlah 1.400 orang
14. Para shahabat yang lain.
6.
Wajib meyakini bahwa Rasulullah pernah isra` dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan mi`raj ke Siratul Muntaha`.
7.
Wajib menghindari membicarakan masalah permusuhan sesama
sahabat kecuali untuk menerangkan kebenaran dan bagaimana
kaum muslimin menyikapinya.
8. Wajib meyakini bahwa para shahabat itu semuanya adil.
Selain itu juga wajib meyakini adanya para aulia dan
karamah mereka; firman Allah surat Yunus ayat 62 :
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ
عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.
Dan juga wajib meyakini bahwa Imam-imam dalam agama
semuanya adalah orang-orang adil. Mereka terbagi kedalam tiga golongan:
1. Golongan yang menekuni bidang fiqh, yang masyhur dari kalangan mereka
antara lain Imam Hanafi, Imam Malik, Imam SYafii dan Imam Hanbali.
2. Golongan yang menekuni bidang ushuluddin seperti Imam Asy`ary dan Imam
al-Maturidy.
3. Golongan yang menekuni bidang tasawof seperti Imam Abu Yazid al-Bustamy,
Imam Junaid al-Baghdady, Imam Ghazali, Syeikh Abdul Qadir Jailany dll.
Wajib juga mengetahui sifat-sifat yang wajib bagi Rasul beserta lawannya
serta sifat yang jaiz/bolehg bagi Rasul yaitu:
a. Shiddiq artinya adalah mengatakan yang sebenarnya lawannya kizb/berdusta.
b. Amanah
artinya
terpelihara diri para Nabi dari melakukan perbuatan maksiat lawannya khianat
c. Tabligh
artinya
memberitakan kepada umat apa saja yang diperintahkan untuk disampaikan kepada
umat lawannya kitman/menyembunyikan.
d. Fathanah
artinya
sangat jenius dan fasheh lidah lawannya baladah/bodoh.
Yang jaiz (boleh)
pada mereka itu Rasul adalah apa saja yang tidak membawaki kepada kurang martabat/kedudukan mereka, seperti
makan, minum dan sebagainya.
5.
Beriman kepada hari akhirat.
Yaitu
meyakini adanya hari kiamat dan segala hal yang terjadi pada hari kiamat
seperti soal munkar nakir, nikmat dan azab kubur, pembalasan amal, kebangkitan,
perhitungan amal, timbangan amal, shirath/titian, surga, neraka, syafaat Nabi
Muhammad SAW dll.
6.
Beriman kepada qadar baik dan
buruk.
Maksud dari beriman kepada untung
baik dan untung buruk adalah menyakini bahwasanya Allah SWT menciptakan segala
perbuatan baik dan buruk sebelum diciptankan mahkluk. Dan menyakini segala
sesuatu di bumi atau di langit itu dengan Qudrah dan iradah Allah SWT semata.
Yakin disini tidak mesti mengetahui dalil.
[B]
Sumber:
1. Ihya Ulumuddin, Cet. Dar Kutun Imliyah
2. Tanwir Qulub, Cet. Al-Hidayah
3. Kifayatul Awam, Cet. Dar Hidayah
No comments:
Post a Comment