Lailatul Qadar.
Salah satu topic pembicaraan yang hangat dalam
bulan Ramadhan adalah lailatul qadar. Lailatul qadar adalah satu malam yang
mulia yang Allah berikan khusus untuk umat Nabi Muhammad yang lebih dikenal
dengan kelebihannya sebagai malam yang lebih baik dari seribu malam.
Dinamakan lailatul qadar karena Allah ta`ala
pada malam tersebut Allah mendhahirkan semua kadar segala sesuatu yang telah
ada dalam azali, baik kadar rizki seseorang, kadar ajal, sakit, bala, musibah,
hujan, angin dll hingga tahun depan dan diserahkan kepara empat pemimpin
malaikat; Jibril, Mikail, Israfil, dan `izrail.[1]Ini adalah pendapat
pendapat Ibnu `Abbas yang dipilih mayoritas ulama.[2]
Pada
lailatul qadar Allah turunkan al-Quran pada malam ini secara menyeluruh
ke satu tempat di langit yang disebut dengan Baitul `Izzah kemudian baru
diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad berdasarkan kejadian di
bumi.[3]
Kelebihan lailatul qadar
Ada tiga hal yang menjadikan lailatul qadar
lebih mulai dari malam lainnya sebagaimana Allah sebutkan dalam surat al-Qadr:[4]
1.
Malam yang lebih baik dari seribu malam 83
tahun 3 bulan)
Firman Allah :
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Ada beberapa riwayat yang menceritakan perihal
diturunkan surat al-Qadar yang berhubungan dengan kelebihan lailatul qadar ini.
Menurut satu pendapat, pada masa dahulu seseorang baru dikatakan `abid/ahli
ibadah bila ia telah beribadah selama seribu tahun, maka Allah menjadikan bagi
umat Nabi Muhammad satu malam pada lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan
umat terdahulu.
Syeikh Abu Bakar al-Waraq mengatakan bahwa masa
kekuasaan Nabi Sulaiman sebagai raja adalah lima ratus tahun, masa kekuasaan
Raja Zulkarnain juga lima ratus tahun, maka Allah menjadikan bagi umat Nabi
Muhammad beramal satu malam pada lailatul qadar lebih baik dari kekuasaan
seribu tahun.
Ibnu Mas`ud menceritakan bahwa Rasulullah
menceritakan kepada para shahabat bahwa seorang laki-laki dari Bani Israil yang
berperang selama seribu bulan, mendengar cerita tersebut para shahabat merasa
kagum, maka Allah menurutkan surat al-Qadar. Maka lailatul qadar lebih baik
dari pada seribu bulan bani israil tersebut berperang dijalan Allah.
Berkata Ka`b al-Akhbar : seorang raja Bani
Israil yang shaleh, maka Allah wahyukan kepada salah seorang Nabi masa tersebut
untuk menanyakan cita-cita raja tersebut, maka raja tersebut mengatakan bahwa
ia bercita-cita berjihad dijalan Allah dengan hartanya, anaknya dan jiwa
raganya. Maka Allah karuniakan kepadanya seribu anak. Kemudian ia latih anaknya
dengan hartanya untuk berperang dijalan Allah, dan anak tersebutpun berjihad
selama sebulan dan syahid dijalan Allah. Maka ia latih anak yang lain untuk
berjihad yang akhirnya juga syahid setelah berjihad selama sebulan demikianlah
satu persatu anaknya syahid dalam waktu seribu bulan. Hingga akhirnya iapun
turut berperang dan akhirnya juga syahid. Mendengar kisah ini sebagian shahabat
berkata; tidak ada seorang pun yang mampu mendapatkan martabat raja ini. Maka
Allah turunkan surat al-Qadar.
Berkata `Ali dan `urwah : Nabi menyebutkan
empat orang dari kalangan bani Israil, mereka beribadah kepada Allah selama
delapan puluh tahun dan tidak berbuat maksiat kepada sekejap matapun. Mereka
adalah Nabi Ayyub, Nabi Zakaria, Khirqil bin al-Ajuz, dan Yusya` bin Nun,
mendengar hal tersebut para shahabat merasa takjub. Maka datanglah Malaikat
Jibril dan berkata : Ya Muhammad, umatmu merasa kagum atas ibadah mereka selama
80 tahun yang tidak berbuat maksiat kepada Allah sekejab matapun. Maka sungguh
telah Allah turunkan atas engkau sesuatu yang lebih baik dari itu. Kemudian
malaikat Jibril membaca surat al-Qadar. Maka senanglah Rasulullah SAW.
Berkata Imam Malik dalam kitab al-Muwatha` dari
riwayat Abi Qasim dan lainnya : saya dengar orang yang terpercaya berkata:
bahwa Rasulullah berpikir tentang umur umat sebelumnya. Maka [5]
2.
Turun malaikat kebumi
Firman Allah:
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ
وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan.
Pada lailatul qadar para malailat turun kebumi,
hal ini disebabkan bahwa dahulu para malaikat pernah mempertanyakan penciptaan
manusia kepada Allah yang disebutkan oleh para malaikat sebagai makhluk
penumpah darah. Manakala kenyataan terjadi sebaliknya maka para malaikat turun
untuk memberi salam dan meminta maaf serta memohon keampunan Allah untuk
manusia yang lalai.
Ibnu Abbas berkata : berkatalah Nabi SAW;
apabila adalah lailatul qadar turunlah para malaikat penghuni siratul muntaha,
diantaranya malaikat Jibril. Para malaikat tersebut turun dengan membawa
bendera yang pancangkan atas kuburku, Baitul Maqdis, Masjidil Haram, bukit
Thursina, mereka tidak meninggalkan orang mukmin dan mukminat kecuali mereka
salami kecuali orang yang selalu minum khamar, memakan babi, dan berinai dengan
za`faran.[6]
Kalimat ruh dalam ayat tersebut menurut
pendapat yang kuat dimaksudkan malaikat jibril.[7]
Sebagian ulama mengatakan bahwa pada lailatul
qadar datang nur dari langit hingga ke bumi dan semua makhluk sujud termasuk
tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan dan air sungai. Sebagian ulama mengatakan bahwa
itu adalah nur kayu thuba, pendapat lain mengatakan bahwa itu adalah nur
ketaatan, nur rahmat, nur sayap malailat,
nur liwaul hamdi, dan ada juga pendapat bahwa itu adalah nur liwaul hamdi.[8]
Makna sujud pepohonan disini tidaklah mesti
diartikan ia sujud seperti layaknya sujud manusia, namun ia sujud dengan
caranya masing-masing yang berbeda dengan cara sujud manusia. Seperti halnya
pohon-pohon yang selalu bertasbih kepada Allah, mereka bertasbih dengan cara
mereka sendiri.
3.
Kesejahtraan(salam) hingga fajar
Firman Allah:
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى
مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Malam itu (penuh) kesejahteraan
sampai terbit fajar.
Asy-Sya`by mengatakan: salam tersebut adalah
salam malaikat kepada ahli masjid semenjak terbenam matahari hingga terbit
fajar. Pendapat lain mengatakan bahwa lailatul qadar adalah malam keselamatan
karena pada malam tersebut syaithan tidak dapat berbuat keburukan.
Kapan datangnya Lailatul Qadar.
Mengenai kapan datangnya lailatul qadar terjadi
khilaf diantara para ulama, bahkan ada yang berpendapat bahwa lailatul qadar
bukan hanya berada pada bulan Ramadhan, tetapi hanya saja ia sering berada pada
bulan Ramadhan. Sebagian ulama mengatakan bahwa lailatul qadar berada dalam
malam yang sama dalam setiap tahun. Menurut satu pendapat ia berada pada malam
sepuluh terakhir terutama pada malam
ganjil yaitu pada malam 21 ramadhan. Menurut pendapat lainnya lailatul qadar
berada pada malam 23, dan ada juga yang mengatakan pada malam 27. Pendapat 27
ini dikuatkan oleh beberapa kalangan dengan dalil bahwa jumlah kalimat dalam
surat al-Qadar adalah 30 sama dengan jumlah bulan, kalimat هي tepat berada pada urutan ke 27 dan jumlah huruf kalimat lailatul qadar adalah 9
serta kalimat tersebut disebut dalam surat tersebut sebanyak 3 kali maka 9x3
=27.[9]
Menurut pendapat lain lailatul qadar dapat
diketahui dengan melihat awal malam bulan Ramadhan. Ketentuan tersebut yaitu:[10]
1. Bila awal Ramadhan pada
hari ahad atau rabu maka lailatul qadar jatuh pada malam 29.
2. Bila awal Ramadhan pada
hari senin maka lailatul qadar jatuh pada malam 21
3. Bila awal Ramadhan pada
hari selasa atau jum`at maka lailatul qadar jatuh pada malam 27
4. Bila awal Ramadhan pada
hari kamis maka lailatul qadar jatuh pada malam 25
5. Bila awal Ramadhan pada
hari sabtu maka lailatul qadar jatuh pada malam 23
Syeikh Abu Hasan
mengatakan bahwa semenjak beliau baligh tidak pernah ketinggalan lailatul qadar
berdasarkan ketentuan diatas.
Menurut pendapat
yang lain :
1. Bila awal Ramadhan pada
hari jum`at dan senin maka lailatul qadar jatuh pada malam 29.
2. Bila awal Ramadhan pada
hari sabtu dan kamis maka lailatul qadar jatuh pada malam 21
3. Bila awal Ramadhan pada
hari ahad dan rabu maka lailatul qadar jatuh pada malam 27
4. Bila awal Ramadhan pada
hari selasa maka lailatul qadar jatuh pada malam 25
Kesimpulannya
sangat banyak khilaf tentang waktu yang pasti kapan datangnya lailatul qadar,
sehingga kita tidak menentukan secara pasti kapan sebenarnya dating lailatul
qadar. Ini merupakan rahasia Allah
supaya manusia menghidupkan seluruh malam ramadhan untuk beribadat. Sebagaimana
Allah menyembunyikan ridhanya pada perbuatan ta`at supaya manusia mengerjakan
semua perbuatan ta`at, Allah menyembunyikan diqabulnya doa supaya manusia selalu
berdoa dengan sungguh-sungguh, Allah menyembunyikan ismul A`dham diantara
nama-namaNya supaya manusia memanggilNya dengan seluruh namaNya. Allah
menyembunyikan mati supaya manusia merasa takut mati, demikian juga Allah
menyembunyikan lailatul qadar supaya manusia beribadah dalam semua malam bulan
Ramadhan [11].
Tanda
lailatul qadar.
Diantara
tanda-tanda lailatul qadar adalah: Pada malam tersebut suasana tampak terang
dan hening, tidak ada suara riuh dan anjing yang melonglong, tidak terlalu
panas dan tidak pula terlalu dingin keesokan harinya sinar matahari terlihat
putih tanpa sinar. [12]
Amalan
pada lailatul qadar.
Dalam
lailatul qadar sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal, sekurang-kurangnya
adalah berjamaah shalat isya dan shubuh. Dalam satu hadits Rasulullah bersabda:
من صلى المغرب والعشاء في جماعة حتى ينقضي شهر رمضان فقد
أخذ من ليلة القدر بحظ وافر
“barangsiapa
shalat maghrib dan Isya secara berjamaah sehingga habis bulan Ramadhan maka
sungguh ia telah mendapat bagian yang banyak dari lailatul qadar”(H.R. Imam
Baihaqy)
Bagi
kalangan yang tidak mampu untuk beribadah sepanjang malam hendaknya
memperbanyak membaca zikir dan ayat al-quran yang mengandung nilai lebih seperti
ayat kursi, akhir surat al-Baqarah, surat al-Zalzalah, al-Kafirun, surat
al-Ikhlash, surat Yasin karena semua ayat-tersebut memiliki fadhilah yang besar
sebagaimana tersebut dalam beberapa hadits.
Selain
itu juga dianjurkan memperbanyak membaca istighfar, tasbih, tahmid, tahlil,
shalawat kepada Nabi SAW, dan berdoa untuk diri sendiri dan orang-orang yang
kita sayangi baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal.[13]
Disebutkan
sebagian ulama : Barang siapa shalat pada malam lailatul qadar shalat sunat
empat rakaat, setelah fatihah membaca surat at-Takatsur dan surat al-ikhlash 3
kali maka akan dimudahkan baginya sakratul maut, dan dihilangkan kan azab kubur
dan diberikan empat tiang dari nur yang masing-masing diatasnya ada seribu malaikat.[14]
Dalam
satu hadits Rasulullah ditanyakan oleh Siti Aisyah:
يا رسول الله إن وافقت ليلة القدر فما أقول ؟ قال : (
قولي اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Ya
Rasulullah jika aku mengetahui lailatul qadar maka apa yang aku baca?
Rasulullah menjawab: katakanlah :
والله اعلم بالصواب
Referensi:
1. Imam Shawy
al-Maliky, Hasyiah Shawy `ala Jalalain Cet. Haramain
2. Syeikh
Daud al-Fathany, Jam`ul Fawaid Cet. Fathani.
3. Imam
Fakhrur Razi, Tafsir Mafatihul Ghaib cet. Dar Fikr th 1981
4. Sayyid
Bakry Syatha, Hasyiah I`anatuth Thalibin cet. Haramain
5. Imam
Qurthuby, Tafsir Qurthuby cet Dar Fikr
[12] Imam Qurthuby, Tafsir
Qurthuby jilid 20 hal 92 cet. Dar Kutub Ilmiyah th 2005, Hasyiah Shawy `ala
Jalalain jilid 4 hal 455 Cet. Haramain
No comments:
Post a Comment